News, Jaga Ketahanan Pangan dari Nusa Tenggara Timur, Gestianus Sino Terapkan  Genta Organik, #petanimillenial,#gsorganik,#gentaorganik
Berita

Jaga Ketahanan Pangan dari Nusa Tenggara Timur, Gestianus Sino Terapkan  Genta Organik

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Genta Organik gencar melakukan sosialisasi bagaimana cara membuat pupuk organik pada para petani. Hal ini tiada lain adalah solusi dari harga pupuk yang melambung tinggi akibat dari dampak perang Rusia-Ukraina. 

  • Nurlaily
  •   Selasa, 13 Desember 2022 15:38 WIB
  •   618

KUPANG - Dalam dunia pertanian khususnya sayuran, tentunya para petani tak asing dengan pupuk organik. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Genta Organik gencar melakukan sosialisasi bagaimana cara membuat pupuk organik pada para petani. Hal ini tiada lain adalah solusi dari harga pupuk yang melambung tinggi akibat dari dampak perang Rusia-Ukraina. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan penggunaan pupuk organik akan berdampak baik bagi kesehatan manusia karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak. Selain itu pupuk organik dapat mengurangi tekanan struktur tanah pada akar-akar tanaman. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan nyatanya memang pupuk organik lebih bisa memperbaiki dan menggemburkan tanah dibanding pupuk kimia. Dengan begitu hal ini dapat dikatakan mendukung pertanian yang ramah lingkungan.

Disaat para petani yang menggunakan pupuk kimia kewalahan dengan tingginya harga pupuk, petani milenial asal Nusa Tenggara Timur, Gestiano Sino tidak perlu khawatir dengan hal ini karena dirinya telah jauh dari kata penggunaan pupuk kimia. SMK PP Negeri Kupang selaku UPT dari BPPSDMP yang menjadi stakeholder bagi GS Organik merasa bangga dapat menjalin kerjasama ini. 

GS Organik adalah salah satu tempat praktik yang baik bagi siswa dalam program magang dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) peserta didik, khususnya kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kerjasama ini telah berlangsung kurang lebih lima tahun.

“Selama anak-anak (siswa) magang atau praktik di tempat saya, boleh dikatakan saya tidak pernah mengajarkan mereka bagaimana menggunakan pupuk urea sedikitpun. Sehingga merekapun tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, karena pemikiran saya jauh dari kata kimia. 

Saya ajarkan mereka cara memproduksi dan menggunakan 100% pupuk organik untuk sayuran sehat. Harapan kedepannya masyarakat luas juga perlu diedukasi bagaimana gizi yang terkandung dalam sayuran organik jauh lebih sehat ketimbang kimia,” Gesti menegaskan.

Tanpa mengesampingkan pupuk kimia, peran dari pupuk organik sangatkah penting. Meskipun hasilnya tidak sebanyak pupuk kimia, namun pupuk organik telah terbukti tidak merusak tanah dan lebih menyehatkan. Maka dari itu untuk menjaga ketahanan pangan, para petani haruslah konsisten menanam dengan pupuk organik.

#SobatYESS Share Yuk!
Footer