News, Kementan Beri Solusi Alternatif Permodalan untuk Petani Muda, kementerian pertanian,YESS BPPSDMP,Polbangtan Bogor
Berita

Kementan Beri Solusi Alternatif Permodalan untuk Petani Muda

PPIU JABAR

CIANJUR – Kementerian Pertanian bekerjasama dengan IFAD melalui Program YESS memajukan sektor pertanian dengan menggaet para pemuda untuk berwirausaha di bidang pertanian. Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor selaku PPIU di Jawa Barat rutin menggelar pertemuan antar petani muda untuk saling sharing mengenai perkembangan dan tantangan usaha. 

Sebagaimana dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa SDM Pertanian harus memiliki kualitas yang mumpuni karena ini menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian.

Di lain kesempatan, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa regenerasi petani sangat diperlukan untuk mempertahankan produksi pangan dan ketahanan pangan. Sehingga, apapun yang menjadi tantangan petani muda, agar bisa dicarikan solusi dan difasilitasi untuk memotivasi para petani muda tetap berproses produksi di  bidang pertanian. 

Setiap minggunya, YESS PPIU Jabar menggelar Milennial Agriculture Forum secara bergantian di wilayah binaan termasuk di Kabupaten Cianjur pada Rabu (14/8). MAF minggu ini mengusung tema Inovasi Sumber Permodalan Alternatif untuk Petani Muda. 

Acara yang diselenggarakan di Aula BDSP Pacet ini mendatangkan beberapa narasumber praktisi yang ahli di bidangnya. Diantaranya: Dadan M. Ardul, seorang offtaker tanaman hias; Angga Noviar dari BPR Cianjur, serta Edi 

Ahmad Dimiyati selaku penerima manfaat program YESS yang berhasil mengakses permodalan melalui KUR. 
Takbisa dipungkiri, para petani terkadang mengalami gagal panen sehingga mempengaruhi fluktuasi pendapatan dan pengeluarannya. Sehingga, banyak petani mengalami kesulitan untuk memulai masa tanam berikutnya. 

Dadan M. Ardul, seorang petani tanaman hias mengaku, dengan mengakses KUR, sangat membantu bisnis krisannya hingga saat ini dia berhasil mengumpulkan keuntungan untuk membeli lahan baru. “Kalau kita mengusahakan suatu barang, kita mulai menanam, harus dengan keyakinan bahwa nanti saat panen barang ini akan laku terjual. Karena dari keyakinan itu, menjadi kenyataan. Sehingga barang habis terjual. Ketika saat menanam kita ragu bahkan khawatir tidak ada yang beli, nanti bisa kejadian beneran. Jadi jangan menyerah”, ungkap Dadan.

Angga Noviar dari Bank Perkreditan Rakyat Cianjur menyarankan jika petani muda ingin mengajukan pinjaman permodalan, lihat dulu durasi tanamnya. Sehingga mendapatkan permodalan yang efektif. “Meminjam itu disesuaikan dengan jangka waktu panen. Kalau di BPR ada namanya Kredit Petani, Dimana plafon pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan. Jangka pembayarannya disesuaikan dengan masa panen dengan sistem gross-period.”, ujar Angga.

Metode ini lebih meringankan karena berbeda dengan KUR yang sistem pembayarannya bulanan. Sehingga petani akan membayar pada saat panen. “Jangan disamakan antara panen yang triwulanan atau semester, dengan yang penghasilannya per bulan”, imbuh Angga. 

Menurut Angga, kebanyakan petani yang gagal dalam melakukan pembayaran peminjaman, karena mereka mencampur antara modal usaha dengan kebutuhan hidupnya. Tak lupa, Angga mengingatkan supaya petani muda selektif dalam memilih lembaga keuangan yang resmi dan diawasi oleh OJK. Untuk meminimalisir adanya unsur penipuan yang dapat merugikan pelaku usaha.

#SobatYESS Share Yuk!
Footer